Menanam pohon adalah kegiatan yang paling menyenangkan apalagi pohon tersebut tumbuh besar dan banyak berbuah pastilah senang banget kita bisa menikmati hasilnya.
Maka itulah di Hari Menanam Pohon yang jatuh pada tanggal 28 November 2022 merupakan momen yang tepat untuk melestarikan bumi ini lebih hijau lagi.
Dengan kita menanam pohon sama dengan menanam kebaikan sebab pohon yang memproduksi oksigen akan bermanfaat banyak bagi kehidupan semua makhluk hidup di bumi ini.
Jadi bila kamu menanam pohon dan pohonnya memproduksi oksigen maka yang menghirup udara oksigen dari tanaman kita tanam itu amalan jariyah, menghidupkan juta orang.
Tapi ada saja masyarakat yang belum menyadari akan manfaat keberadaan pohon tersebut yang sangat berarti untuk kehidupan seluruh makhluk hidup di bumi ini, seperti masih banyak masyarakat yang menebangi pohon secara liar atau meratakannya dengan aspal dan menggantikan dengan bangunan-bangunan tetapi tidak menanamnya kembali.
Miris dan sedikit melihat perbuatan tersebut maka itulah masyarakat harus membangun mental untuk mau memelihara dan menanam pohon. Hal itu merupakan dari revolusi mental.
Melalui revolusi mental mari kita ubah pola pikir kita yang selama ini tidak peduli dengan kesadaran menanam, menebang dan merusak habitat dari tanaman itu, kita rubah menjadi orang yang mencintai tanaman untuk kehidupan manusia yang lebih baik lagi dimana untuk masa kini dan masa depan.
Pohon adalah makhluk hidup yang memiliki sejuta manfaat. Seluruh bagiannya sangat berarti untuk kehidupan manusia. Pohon memberi oksigen melalui metabolismenya dan mengeluarkan melalui daun, memberikan bahan bangunan kayu dengan batangnya, memberikan makanan dengan buah, dan dapat mencegah banjir, mencegah longsor dengan akarnya.
Dok : instagram @ibukita.kebun |
Salah satu #petanimilenialdemfram yang mempunyai hobi akan bercocok tanam adalah Angga Diandry yang sejak kecil suka ikut eyang untuk pergi ke kebun dimana eyang nya mempunyai lahan yang luas untuk menaman berbagai macam tanaman seperti mangga, cabe, durian dan lain-lain. jadi dari sinilah Angga mulai belajar untuk menanam seperti mulai cara menanam, menyiram dan memetik sehingga ia sudah mempunyai pengalaman berkebun sejak kecil.
Angga memiliki kebun di Rooftop dengan luas sebesar 80 - 90 meter persegi dengan berbagai macam tanaman seperti pakcoy, kale, selada dan hasil panennya mencapai 22 kilogram dengan harga jual Rp. 40 per setengah kilogram.
Sekarang hanya 6 - 8 kilo hasil panen pakcoy karena sekarang ini permintaan pasar lebih banyak sayur kale jadi angga lebih sekarang lebih fokus perbanyak sayur kale.
Seiring berjalan waktu Angga kini merintis usaha dengan nama usahanya ibukita.kebun dari hasil perkebunan pakcoy yang tentu semuanya itu butuh proses yang panjang dan kesabaran serta keuletan dalam menanam pakcoy sehingga menghasilkan tanaman pakcoy yang tubuh subur dan dan seger.
Keberhasilan Angga Diandry dalam menjalankan usaha bisa menjadikan inspirasi buat para milenial tidak usah malu jadi petani karena hanya kalah pamer dan penghasilan minim dan juga mengajak para milenial untuk memanfaatkan lahan yang ada untuk berkebun di rumah adalah hal yang mengasyikkan ditambah lagi Apalagi ada Demfram yang memberikan informasi dan edukasi tentang pertanian, pupuk, pertanian dan info pangan sehingga menjadi semangat positif berkelanjutan guna pertanian di Indonesia.
Demfram mengulas UMKM pengelolaan makan ataupun petani sukses salah satunya Angga Diandry sebagai #inspirasipetanidemfram dan salah satu program terbaik yaitu Urban Farming yang memberikan insight dan pesan yang menarik bahwa kita bisa memanfaatkan lahan yang ada untuk bercocok tanam dan tidak perlu takut harus berani mencoba dan tunjukkan semangat lingkungan untuk sebagai generasi muda.
Jadi buatlah bumi hidup lebih lama lagi dengan menanam satu pohon hari ini demi masa depan yang lebih baik lagi.
Suka banget sama usaha kayak gini sama kayak kk iparku
BalasHapusMenanam pohon merupakan investasi jangka panjang. Investasi tidak melulu untuk diri sendiri dan keluarga kecil, tapi untuk manusia seluruhnya. Salah satu amal yang juga bernilai pahala.
BalasHapusbagus banget ya, anak muda namun concern terhadap alam. ikut program urban farming sebagai salah satu upaya untuk menjaga lingkungan dengan bercocok tanam
BalasHapusInspirasi dari Angga ini memberikan semangat buat kita bahwa menanam pohon itu bisa kok di rumah meski lahannya terbatas. Karena menjadikan hijau lingkungan itu menjadi hak yang mengasikkan
BalasHapuspaling suka baca tentang kiprah anak muda yang bikin terobosan
BalasHapusapalagi terobosan pertanian
karena siapa lagi kalo bukan mereka yang meneruskan profesi mulia ini
Menyenangkan banget nanam pohon dan menikmati buahnya. Iya masih heran juga ada orang yang ga suka sama pohon dan memilih untuk menebang habis diganti bangunan semua. Padahal tanpa pohon jadinya panas
BalasHapusKeren nih anak muda yang berprofesi jadi petani itu jarang lho. Senangnya ya bisa panen sayuran setiap hari. Mana pada montok sehat itu tanamannya
BalasHapusApa yang dilakukan Angga menjadi inspirasi ya. Tidak ada kata males jika mau maju walaupun berkebun di Rooftop dengan luas sebesar 80 - 90 meter jika ditekuni memberikan hasil yang memuaskan kemudian hari
BalasHapusKeren sih menjadi petani urban di tengah kota yang isinya bangunan beton. Bahkan bisa sukses bikin kebun di roof top seluas 80 meter udah bisa jualan sayuran
BalasHapusBener mbak, jadi inspirasi ya buat kita walau lahan terbatas juga bisa kok buat menanam.
HapusYuk semangat hijaukan rumah, lingkungan, dan bumi ini.
Salut pada Angga Diandry, nggak malu untu jadi petani. Yup jadi petani pun bisa punya penghasilan yang lebih besar kok dibanding dengan pekerja kantoran
BalasHapusMenjadi petani di tengah kota? Menarik banget, apalagi di kota sepenuh itu. Memang menyenangkan kalau berkebun itu, setiap proses tidak mengkhianati hasil. Keren nih yang dilakukan Angga Diandry
BalasHapusKiprah yg sungguh inspiratif bgt
BalasHapusApalagi kita tau kebutuhan pangan bangsa Indonesia cukup besar ya.
Keren maksimal
Saya suka banget dengan kalimat ini "Jika kita menanam yang menghasilkan oksigen kemudian oksigen tersebut dihirup oleh makhluk hidup, maka kita sudah menjadikan kegiatan itu sebagai amal jariyah". Sungguh pemikiran yang luar biasa dengan makna yang mungkin belum terpikirkan oleh orang lain.
BalasHapusSemoga langkah-langkah yang dilakukan oleh Angga diikuti oleh mereka yang masih dalam usia produktif. Usaha di bidang pertanian, jika ditekuni dan dijalankan konsisten, inshaAllah akan membawa hasil yang bermanfaat bagi lingkungan dan orang lain.
Mbak, maaf, itu harga sayuran yang dipanen Angga cuma Rp40 per setengah kilogram? Seriusan segitu atau salah ketikkah? Semoga salah ketik ya, soalnya angka sekecil itu asli bikin semangatku untuk berkebun di rumah langsung kempes kayak balon ketusuk kulit durian :'(
BalasHapusSaatnya kembali bertani untuk ketahanan pangan Indonesia. banyak yang enggan bertani saat ini, dan ketia melihat anak muda seperti ini jadi ikut tergugah.
BalasHapusPengin juga jadi petani modern tapi nggak kuat nyangkul. Pernah nyoba nyangkul terus sakit beberapa hari ðŸ¤
BalasHapusaku tuh suka iri sama yang jago bertanam, berkebun, apalagi sampai bisa masarinnya. aku kuliah agribisnis pun kerjanya malah belok di media online. tapi baru-baru ini pengin coba menanam gitu di rumah, cuma kok gimana ngusir malesnya ya haduh -_-
BalasHapusaku juga lagi ngulik banget nih buat berkebun di rumah, pengen coba yang cara tanam hidroponik buat sayuran, cabe-cabe dan obat-obatan herbal gitu
BalasHapusKeren nih ... petani urban Angga Diandry menjadi petani di kita besar sangat tidak mudah, sukses selalu buat Angga Diandry yang telah membuat kebun di roof top memanfaatkan lahan yang ada
BalasHapusSalut deh sama mereka yang menekuni dunia pertanian dan sukses kayak gini mengingat kadang generasi muda nggak mau terjun di bidang ini
BalasHapusPohon merupakan sumber oksigen yang bagus buat manusia dan juga indah lihat yang ijo-ijo
BalasHapusSalut untuk Angga Diandry yang menginspirasi kita, semua bisa memanfaatkan lahan yang ada untuk bercocok tanam dan tidak perlu takut harus berani mencoba dan tunjukkan semangat lingkungan untuk sebagai generasi muda. Keren!
BalasHapusSalut dengan anak sekarang namun memiliki kemauan untuk menjadi petani millenial.
BalasHapusNyatanya memang ketika sebuah pengetahuan berpadu dengan teknologi, maka hasil panennya bisa dinikmati dengan lebih baik. Semoga pertaniannya kian berkembang dan bermanfaat semakin luas.
kereenn ya, semoga makin banyak muda mudi seperti Mas Angga ini, menjadi petani milenial yang sekaligus bisa mewujudkan lingkungan yang sehat dan hijau.
BalasHapusdi roof top aja bisa ya menanam apalagi yang punya lahan kosong, bisa banget dong dimanfaatkan untuk menanam pohon ataupun sayuran setidaknya untuk konsumsi pribadi :)
saya pernah tau ada beberapa petani milenial ini, memang bagus dan bisa menginspirasi yang lain. terutama soal hasil panen, ilmu, dan teknik marketingnya
BalasHapusSenang sekali membaca kabar baik ini
BalasHapusAda juga anak milenial yang peduli terhadap bidang pertanian
Urban Farming memang jadi salah satu jalan ninja banyak pemuda jaman now. Banyak yang sukses mengembangkannya karena banyak cara untuk bercocok tanam. jadi lebih mudah
BalasHapuskeren yaa.. dia bisa lihat bisnis yang sepertinya akan berkembang dan terus dibutuhkan sih. Disemakin sempitnya lahan untuk bertani, dia punya solusi dan inovasi untuk justru memilih jadi petani :)
BalasHapusKeren banget, Angga Diandry yang menekuni profesinya sebagai petani millenial.
BalasHapusDengan berbekal pengetahuan, semoga hasil panen pertanian kian baik dan berkualitas.
Saya suka lihat lingkungan yang asri, tapi tidak terlalu rapat satu sama lainnya. Nah, sayangnya suka melihatnya doang, kalau nanamnya nggak telaten. Tapi saya bersyukur punya mami yang suka bercocok tanam, hehehee Keren banget kalau bisa bertani di tengah kota. Pengen terong tinggal petik, pengen lombok juga tinggal petik.
BalasHapusSalut sama anak muda yang memilih jalan menjadi petani. Ini salah satu profesi yang sampai kapan pun akan tetap dibutuhkan lho, apalagi kan Indonesia memang negara agraria, dengan lahan-lahan pertanian yang luas dan subur. Ah, sukses selalu ya, Mas Angga
BalasHapusSeneng banget deh banyak teman-teman blogger lagi menyuarakan alam Indonesia, jadi petani ini salah satu pekerjaan tradisional namun vital. Alam Indonesia kaya banget loh dengan tanaman yang hijau2.. budidaya dari petani yang konsisten bikin generasi mendatang bakal tetap melihat tanaman hijau-hijau
BalasHapusSekarang tuh sebetulnya udah ada konsep food forest dan itu udah familiar bagi orang-orang perkotaan. Teman-temanku di Bali dan Klaten udah banyak yang menerapkan ini. Petani milenial menanaman apa saja yang penting bisa dimakan atau digunakan untuk obat-obatan. Keren ini konsepnya Mas Angga yang memiliki kebun rooftop dengan luasan kecil, tetapi hasilnya maksimal.
BalasHapusAnak muda yang keren. Udah jarang ya anak muda yang tertarik dengan dunia farming. Padahal dunia farming sekarang kan bisa modern, dan caranya juga udah gak sekonservatif dulu. Gak perlu juga banyak lahan, ada banyak cara media tanam. Dunia farming sekarang juga potensial dan menjanjikan. Semoga semakin banyak nih anak muda begini. Jempoool!
BalasHapusAnak muda yang keren. Udah jarang ya anak muda yang tertarik dengan dunia farming. Padahal dunia farming sekarang kan bisa modern, dan caranya juga udah gak sekonservatif dulu. Gak perlu juga banyak lahan, ada banyak cara media tanam. Dunia farming sekarang juga potensial dan menjanjikan. Semoga semakin banyak nih anak muda begini. Jempoool!
BalasHapus