Keluarga besar saya mempunyai riwayat penyakit diabetes, kolesterol dan darah tinggi sehingga rentan terkena stroke.
Salah satunya datuk saya tiba-tiba jatuh di got entah apa penyebabnya pada waktu subuh datuk saya jatuh untung ada tetangga saya yang melihatnya dan langsung mengetuk pintu rumah saya alhasil keluarga saya terutama mama kaget dan langsung mendatangi dokter yang kebetulan tetangga ada juga seorang dokter, alhasil setelah itu langsung dibawa ke rumah sakit.
Peristiwa itu pun saya menjadi introspeksi diri untuk selalu berolahraga dan pola hidup sehat mengingat keluarga saya punya penyakit keturunan diabetes, jantung dan darah tinggi.
Apalagi ditambah informasi banyak tentang Stroke dalam temu blogger dalam rangka memperingati Hari Stroke Sedunia pada tanggal 29 Oktober 2022 di Hotel Js Luwansa, Jakarta selatan dimana menghadirkan narasumber :
Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan RI,
Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS selaku Direktorat Jenderal P2P Kemenkes
dr. Mursyid Bustami, Sp.S(K), KIC, M.ARS Direktur Utama Rumah Sakit Pusat PON
Apa sih itu stroke? stroke adalah kondisi yang terjadi akibat gangguan pasokan darah ke otak karena penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga terjadi kematian pada sebagian sel-sel di otak.
Stroke adalah penyakit tidak menular (PTM) yang dapat mengurangi kualitas hidup penderitanya secara drastis. Apalagi stroke disinyalir penyebab kematian nomor tiga terbanyak di Indonesia dan untuk kecacatan menempati nomor tiga di dunia.
Riset Kesehatan Dasar Nasional Tahun 2018 kasus stroke mencatat untuk wilayah yang paling tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Timur (1,47%), terendah di Provinsi Papua (0,41%).
Faktor risiko stroke yang sering terjadi adalah tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol, kadar kolestrol tinggi, gula darah yang tidak terkontrol, merokok, obesitas, dan kurang aktivitas fisik.
Seringkali stroke muncul secara mendadak. Semakin cepat kita mengenali gejalanya seperti SeGeRa Ke RS , yaitu :
Senyum tidak simetris.
Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba.
Bicara tidak tegas/ tiba-tiba tidak dapat berbicara.
Kebas atau baal atau kesemutan separuh tubuh.
Rabun pandangan satu mata kabur secara tiba-tiba.
Sakit kepala yang muncul secara tiba-tiba.
Maka harus secepatnya ditangani karena satu menit sangat berharga bagi siapapun yang terkena stroke karena sangat berpengaruh dalam meminimalisir tingkat kerusakan otak sekaligus mencegah kemungkinan timbulnya komplikasi. Dalam penanganan stroke dikenal istilah "golden time" yaitu 4,5 jam karena waktu terbaik dalam penanganan stroke.
Tidak perlu khawatir ya stroke di tanggung 100% oleh BPJS jadi segera bawa ke rumah sakit karena saat ini Indonesia telah memiliki Rumah Sakit vertikal yang mampu memberikan layanan stroke tingkat paripurna ada 9 Rumah Sakit, tingkat utama ada 3 Rumah Sakit dan tingkat madya ada 6 Rumah Sakit dengan ketersediaan fasilitas Cath Lab ada 292 buah tersedia di Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta. Upaya pelayanan stroke didukung dengan adanya dokter spesialis saraf sebanyak 2261 orang, dokter neurointervensi ada 54 orang dan dokter bedah saraf fellow/subspesialis vaskular ada 38 orang.
Bapak Dr.dr. Maxi Rein Rondonuwu DHSM., MARS, selaku Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan telah melakukan beberapa upaya untuk pengendalian dan Pencegahan, diantaranya :
1. Upaya promotif yaitu dengan mengkampanyekan perilaku CERDIK :
Cek berkala kesehatan,
Enyahkan asap rokok,
Rutin aktivitas fisik 30 menit setiap hari,
Diet makanan gizi seimbang,
Istirahat yang cukup,
Kelola stress
2. Upaya edukasi kepada masyarakat dilakukan dengan cara mensosialisasikan SeGeRaKeRS
3. Upaya preventif dilakukan dengan cara mendorong masyarakat untuk melakukan deteksi dini seperti pemantauan IMT, minimal 1 tahu sekali untuk pengukuran tekanan darah dan gula darah
Bagi yang memiliki faktor risiko PTM termasuk stroke dapat melakukan dengan menerapkan hidup sehat dan melakukan pemeriksaan secara rutin minimal satu bulan sekali
4. Upaya kuratif dengan penguatan pelayanan kesehatan dengan mengembangkan jejaring rumah sakit layanan stroke
5. Upaya rehabilitatif yang dilakukan pada masa akut selama berada di rumah sakit dan fase kronis guna untuk mencegah serangan ulang dan disabilitas.
Pelayanan rehabilitasi di masyarakat dapat dilakukan melalui pelayanan home care dan rehabilitasi yang dilakukan oleh para kader terlatih dan edukasih tentang bagaimana cara melatih serta merawat pasien stroke kepada anggota keluarga pasien stroke
Dengan begitu diharapkan kita untuk awareness lagi akan stroke dengan cara untuk selalu menjaga kesehatan yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat sesuai dengan program CERDIK Kemenkes RI, ujar Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan RI.
Jadi yuk kita bersama-sama cegah stroke sedini mungkin