Dalam rangka memperingati hari hipertensi sedunia yang jatuh pada tanggal 17 Mei 2019, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap hipertensi atau darah tinggi.
Peningkatan kesadaran ini penting untuk mencegah dan mengendalikan sang pembunuh diam diam atau the silent killer ini.
Kegiatan hari hipertensi ini, akan diisi dengan program "Bulan Pengukuran Tekanan Darah" yang akan dimulai Mei sampai juni.
Hipertensi itu sendiri merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diasistolik lebih dari 90 mmHg.
Hipertensi memang tidak bergejala, tapi efeknya akan dirasakan jangka panjang sebab penyakit ini akan memicu serangan jantung dan stroke.
Hipertensi masih menjadi tantangan besar di Indonesia saat ini. Penyakit hipertensi ini sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer yang ada di Indonesia. Resiko hipertensi di Indonesia yang tinggi salah satunya disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat.
Hipertensi masih menjadi tantangan besar di Indonesia saat ini. Penyakit hipertensi ini sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer yang ada di Indonesia. Resiko hipertensi di Indonesia yang tinggi salah satunya disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat.
Faktanya penyakit hipertensi membutuhkan biaya yang cukup tinggi dan terbukti berdasarkan data BPJS bahwa setiap tahun biaya pelayanan hipertensi terus meningkat pada tahun 2016 sebesar Rp 2,8 triliun, tahun 2017 dan 2018 jumlahnya naik hingga Rp 3 triliun.
Berdasarkan Riskesdas 2013, ada 25,8% masyarakat yang telah melakukan pengukuran tekanan darah, 9,5% pergi ke dokter untuk diagnosis dan 0,7% mau minum obat.
Berdasarkan Riskesdas 2013, ada 25,8% masyarakat yang telah melakukan pengukuran tekanan darah, 9,5% pergi ke dokter untuk diagnosis dan 0,7% mau minum obat.
Namun ada perubahan jika di bandingkan dengan data riskesdas tahun 2018, ada 31,4% masyarakat yang telah melakukan pengukuran tekanan darah, 8,8% pergi ke dokter untuk diagnosis dan 4,7% mau minum obat.
Artinya ada yang sudah tahu punya penyakit hipertensi tapi tidak lanjut ke dokter dan ada juga yang malas ke dokter karena terkendala jarak.
Narasumber Hari Hipertensi Sedunia |
Ada sejumlah langkah yang bisa dilakukan untuk upaya pencegahan hipertensi yang disebut CERDIK.
"Itu akronim dari Cek kesehatan, Enyahkan asap rokok, Rajin olahraga, Diet seimbang,
Istirahatt cukup, dan Kelola stress", ujar Dr Tunggul Situromarang, Ketua Perhimpunan Hipertensi (KPH).
Dr Tunggul, menambahkan selain pencegahan hipertensi, kita juga harus mengendalikan hipertensi yaitu PATUH (Pemeriksaan secara rutin dan ikuti petunjuk dokter, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, Tetap diet dengan gizi seimbang, Upayakan kegiatan fisik yang aman, Hindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik)
Apalagi setiap bulan Ramadhan banyak orang yang baru di diagnosa menderita hipertensi dikarenakan asupan makanan yang tidak terkontrol dan juga waktu istirahat yang tidak terjadwal, karena hal tersebut perlunya penderita hipertensi menyadari kebutuhan yang diperlukan saat ramadhan bagi mereka.
Apalagi setiap bulan Ramadhan banyak orang yang baru di diagnosa menderita hipertensi dikarenakan asupan makanan yang tidak terkontrol dan juga waktu istirahat yang tidak terjadwal, karena hal tersebut perlunya penderita hipertensi menyadari kebutuhan yang diperlukan saat ramadhan bagi mereka.
Dengan metode pengobatan yang tepat dan tindakan pencegahan yang cepat, pasien dengan tekanan darah tinggi dapat dengan aman menjalankan ibadah puasa ramadhan.
beberapa tips untuk menjalankan ibadah puasa ramadhan untuk para pasien hipertensi:
Hal yang pertama dilakukan untuk pasien hipertensi selama bulan Ramadhan adalah jumlah garam yang dikonsumsi. Organisasi kesehatan dunia (WHO) sendiri menyarankan untuk mengkonsumsi hanya lima gram garam atau setara dengan satu sendok teh perhari.
Kedua, pada saat buka dan sahur sebaiknya minum air putih delapan gelas sehari.
Ketiga, selalu mengkonsumsi obat hipertensi saat sahur yang berguna untuk menjaga diri dari lonjakan tekanan darah. Sebaiknya jenis obat hipertensi long acting daripada short acting.
Untuk itu setiap individu memeriksakan kesehatan secara berkala untuk mengetahui kondisi tekanan darah dan diseimbangi dengan melakukan pola hidup sehat agar terhindar dari hipertensi .